Selasa, 15 November 2011

Indonesia Raih 4 Penghargaan di APICTA 2011, Thailand


Delegasi Indonesia mengukir prestasi membanggakan dengan berhasil meraih 4 penghargaan pada Asia Pasific ICT Award (Apicta) 2011 di Pattaya, Thailand, pada 8-11 November lalu.
Empat penghargaan yang berhasil diraih adalah penghargaan utama atau winner award untuk kategori e-inclution oleh Institut Teknologi Telkom (ITT) dengan karya “Isara” dan merit award untuk kategori tertiery student project dengan karya “Sparkins”,  merit award oleh tim Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan karya “Virtual Pet” untuk kategori tertiery student project, serta merit award oleh tim SMP Intan Permata Surabaya untuk kategori secondary student project.
Hal yang membanggakan adalah “Isara” meraih nilai nyaris sempurna saat proses penjurian. “Isara” yang berhasil menjadi juara adalah software kamus bahasa isyarat bagi tunarungu. Program ini diciptakan oleh empat mahasiswa ITT, yakni Rizky Ario Nugroho, Asendia Mayco, Ahmad Agung Ahkam, dan Muhammad Taufik Ismail.
“Alhamdulillah, kami berhasil. Masih belum percaya. Apalagi di ajang Indonesia ICT Award kami sebenarnya belum berhasil meraih penghargaan karena ada yang belum sempurna. Tetapi di sini semua kami perbaiki, berkat pelatihan dan pembinaan yang terus kami ikuti, akhirnya berhasil,” kata Rizky usai menerima penghargaan pada malam pengumuman dan Gala Dinner di Ballroom Dusit Thani Hotel Pattaya.
Pada ajang internasional tersebut tim Indonesia menampilkan 19 karya di bidang information, communication, and technology (ICT). Mereka bersaing dengan 16 negara Asia Pasifik lainnya antara lain Hongkong, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand, dengan 17 kategori yang dipertandingkan.
Ketua tim Indonesia Didik Partono mengatakan, pencapaian yang didapatkan tim Indonesia di Apicta 2011 jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. “Ini jelas kita dapat lebih banyak,tahun lalu hanya dapat satu, prestasi ini jelas lebih baik,” ujarnya. Namun dengan empat awards yang didapatkan, posisi Indonesia masih berada di posisi bawah.
Dari empat wilayah Pasifik yang mengikuti Apicta 2011, Indonesia di peringkat ketiga. Dia berharap pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang lebih baik, karena selama ini masih kurang terutama pengembangan hasil riset.
“SDM Indonesia itu tidak kalah kualitasnya, bahkan lebih baik dari SDM luar negeri. Bahkan banyak pembimbing yang sudah diincar negara lain, ini ancaman karena banyak yang akhirnya beralih membimbing negara lain,” jelasnya.

Sumber : indonesiaproud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar